Jumat, 10 Agustus 2007

Sabar Menelan Pil Pahit

Oleh : Syekh ‘Abd al-Qodir al Jaylani


Sebagian ulama nemuturkan bahwa orang yang berbuat kebaikan itu banyak, tetapi yang tidak berbuat dosa hanyalah orang shiddiq (benar).

Orang Shiddiq meninggalkan dosa besar dan dosa kecil, kemudian mempertajam waraknya, tidak memperturutkan hawa nafsu, kemudian meninggalkan hal mubah yang masih bercampur dengan yang haram, dan akhirnya hanya mencari yang murni halal.

Meskipun orang shidiq (yang meninggalkan maksiat) menghabiskan sebagian besar siang dan malamnya untuk ibadah kepada Allah SWT. …, bisa jadi ia berdoa tapi tidak juga dikabulkan, dia memohon kepada Allah tetapi belum juga diberi, mengadukan kesulitannya kepada Allah tetapi kesulitannya makin bertambah. Ia meminta solusi dan jalan keluar dari persoalan yang ia hadapi, tetapi solusi itu tak kunjung tiba. Ia bertakwa tetapi masih juga tidak memperoleh jalan keluar bagi persoalannya. Ia bertauhid dan ikhlas beramal. Meskipun demikian, ia tetap tegar dan sabar menghadapi pahitnya semua masalah yang ia hadapi. Ia tahu bahwa kesabarannya adalah obat penawar bagi hatinya, media untuk membeningkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. Ia juga tahu bahwa kebaikan akan datang kepadanya setelah ujian ini. Ia tahu, dengan ujian ini akan tampak siapa yang mukmin dan siapa yang munafik, siapa yang bertauhid dan siapa yang musyrik, siapa yang ikhlas beramal dan siapa yang riya, siapa yang berani dan siapa yang pengecut, siapa yang teguh dan siapa yang guncang, siapa yang sabar dan siapa yang gampang berkeluh kesah, siapa yang hak dan siapa yang batil, siapa yang benar dan siapa yang bohong, siapa yang mencintai Allah dan siapa yang membenci-Nya, siapa yang mengikuti sunah Rasul dan siapa yang ahli bid’ah.

Di dunia ini, jadilah engkau seperti orang yang tengah mengobati lukanya: ia bersabar menelan pil pahit karena berharap petaka dan bencana yang menimpanya segera sirna dan berlalu.

Tidak ada komentar: