Senin, 01 Oktober 2007

Mana yang kau ikuti?

“Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan Adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar , Maha Mengetahui. Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.”

(QS Al-An’am : 115-116).

Tips agar nikmat bertambah

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka azab-Ku sangat berat.”

(QS Ibrahim : 7)

Orang-orang yang ingkar

“Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Celakalah bagi orang yang ingkar kepada Tuhan karena siksaan yang sangat berat. Yaitu orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (Jalan yang bengkok). Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.”

(QS Ibrahim : 2-3).

Pertanggungjawaban

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, pengihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

(QS Al-Isro : 36).

Maukah Bersabar?

“… Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.”

(QS Al-Furqon : 20).

Manusia seperti ternak

“Sudahkah Engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginan sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak bahkan lebih sesat jalannya.”

(QS Al-Furqon : 43-44).

Sumber tawa dan tangis

“dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan sesungguhnya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.”

(QS Al-Najm : 43-44).

Menganggap Diri Suci

“…Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertaqwa.”

(QS Al-Najm : 32).

“…Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”

(QS Al-Isro : 84).

Bersatu karena Allah

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (Pemegang Kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rosul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

(QS An-Nisa’ : 59).

“… laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecahbelah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”

(QS Ar-Rum : 31-32).

Selasa, 18 September 2007

Hidayah adalah kehendak Allah

"Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapatkan hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman".
(Al-Quran, surah Al-An'am :125)

Jumat, 10 Agustus 2007

S A B A R


Menjaga kesucian diri (‘Iffah) adalah sabar untuk menahan diri dari syahwat kemaluan dan menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan

Kemuliaan jiwa adalah sikap sabar dengan menahan diri dari syahwat perut

Menyimpan rahasia adalah sabar dengan menahan diri dalam menampakkan sesuatu yang tidak baik untuk ditampakkan yang berupa pembicaraan

Tidak suka pada keduniawian (Zuhud) adalah sabar untuk menahan diri terhadap kehidupan yang berlebihan

Merasa puas dengan apa yang dimiliki (Qona’ah) adalah sabar dengan menahan diri untuk merasa puas dengan apa yang dimiliki

Lemah lembut (Hilm) adalah sabar dengan menahan diri dari sesuatu yang dapat membangkitkan amarah

Bersikap tenang (Waqar) adalah sabar untuk tidak tergesa-gesa dan kurang akal

Berani adalah bersabar dengan menahan diri dari sesuatu yang mengajak untuk melarikan diri

Pemaaf adalah sabar dengan menahan diri untuk tidak melakukan balas dendam

Pemurah adalah sabar dengan menahan diri untuk tidak memenuhi panggilan kekikiran

Semangat adalah sabar dengan menahan diri dari sesuatu yang mengajak pada kelemahan atau kemalasan

MAKANAN YANG BERCAMPUR ANTARA YANG HALAL DAN YANG HARAM

Oleh : Syekh ‘Abd al-Qodir al Jaylani


Seorang murid syekh ‘Abd al-Qodir bertanya, “Apabila makanan yang dikonsumsi seseorang bercampur antara yang haram dan yang halal (misalnya zat makanannya halal tetapi cara memperolehnya haram), sahkah sholat dan puasa orang itu?”

Syekh ‘Abd al-Qodir menjawab, “Yang halal itu jelas, yang haram juga jelas. Syariat telah menjelaskan semua itu, dan kita tunduk kepada ketentuan itu. Bila hatimu mengatakan kepadmu ‘tidak’, maka makanan itu haram. Bila ia mengatakan kepadamu ‘ya’, maka ia halal. Bila hatimu diam, tidak berkata ‘ya’ dan tidak berkata ‘tidak’, maka ia syubhat. Bila engkau menghindari segala hal yang biasa dikonsumsi (padahal syubhat) dan engkau bersabar menanggung susahnya, itulah qonaah (merasa puas dengan rezeki seberapa besarpun yang Allah berikan).

Engkau tahu, berapa banyak ketaatan, puasa, dan sholat dilakukan tapi ternyata tidak membebani pelakunya. Yang dituntut darimu sebenarnya adalah hati yang bersih dari segala noda dan apapun selain Allah.

Orang yang zuhud munafik, lahirnya tampak bersih, tetapi batinnya kotor. Pipinya tampak pucat, khusyuk hanya pada kedua bahunya dan bajunya yang terbuat dari bulu domba melekat pada tubuhnya. Zuhudnya terletak pada kekikirannya dan batin yang tidak ingin memberi. Jiwanya selalu mengharapkan pujian dan enggan dikecam. Matanya nanar menatap milik orang lain karena berharap memilikinya.

Adapun seorang arif (yang merupakan ahli waris para nabi) menerima langsung bagian pengetahuhan ilahi dari Nabi saw. dan kemudian membagikan bagiannya kepada murid-muridnya. Ia guru besar di negerinya, namun juga siap mengerahkan segenap balatentaranya memerangi musuh (hawa nafsu). Sirrnya bening. Hatinya bersih. Karena itu, ia mampu melihat hadrah Ilahiah (dengan pendekatan iman). Gelombang ilmu menelannya (sehingga tak tampak menonjol), lautan dunia tak dapat memenuhi hatinya, seluruh yang ada di tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi dan seluruh mahluk lainnya tak berdaya menguasai hatinya (karena di dalam hatinya ada Allah). Itulah gambaran seorang arif dan zahid sejati.

KEKANGLAH JIWA KALIAN !!!

Oleh : Sayyidina Umar Ibn al-Khattab r.a.


Dalam sebuah pidato, Umar ibn al-Khattab r.a. mengatakan:

Kekanglah jiwa kalian dari keinginan-keinginan yang buruk, Karena yang demikian itu pada hakekatnya adalah nafsu yang cenderung mengajak berbuat jahat. Kalau tidak kalian kekang, ia akan menyeret kalian pada kehancuran. Sesungguhnya kebenaran adalah sesuatu yang berat lagi pahit. Sebaliknya kebatilan adalah sesuatu yang ringan lagi manis. Meninggalkan dosa adalah lebih baik daripada mengatasinya dengan bertaubat. Banyak pandangan mata menjadi sumber nafsu. Dan nafsu sesaat dapat menimbulkan kesedihan yang cukup lama.

(Al-Bayan Wa al-Tabyin III/138).

Sabar Menelan Pil Pahit

Oleh : Syekh ‘Abd al-Qodir al Jaylani


Sebagian ulama nemuturkan bahwa orang yang berbuat kebaikan itu banyak, tetapi yang tidak berbuat dosa hanyalah orang shiddiq (benar).

Orang Shiddiq meninggalkan dosa besar dan dosa kecil, kemudian mempertajam waraknya, tidak memperturutkan hawa nafsu, kemudian meninggalkan hal mubah yang masih bercampur dengan yang haram, dan akhirnya hanya mencari yang murni halal.

Meskipun orang shidiq (yang meninggalkan maksiat) menghabiskan sebagian besar siang dan malamnya untuk ibadah kepada Allah SWT. …, bisa jadi ia berdoa tapi tidak juga dikabulkan, dia memohon kepada Allah tetapi belum juga diberi, mengadukan kesulitannya kepada Allah tetapi kesulitannya makin bertambah. Ia meminta solusi dan jalan keluar dari persoalan yang ia hadapi, tetapi solusi itu tak kunjung tiba. Ia bertakwa tetapi masih juga tidak memperoleh jalan keluar bagi persoalannya. Ia bertauhid dan ikhlas beramal. Meskipun demikian, ia tetap tegar dan sabar menghadapi pahitnya semua masalah yang ia hadapi. Ia tahu bahwa kesabarannya adalah obat penawar bagi hatinya, media untuk membeningkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. Ia juga tahu bahwa kebaikan akan datang kepadanya setelah ujian ini. Ia tahu, dengan ujian ini akan tampak siapa yang mukmin dan siapa yang munafik, siapa yang bertauhid dan siapa yang musyrik, siapa yang ikhlas beramal dan siapa yang riya, siapa yang berani dan siapa yang pengecut, siapa yang teguh dan siapa yang guncang, siapa yang sabar dan siapa yang gampang berkeluh kesah, siapa yang hak dan siapa yang batil, siapa yang benar dan siapa yang bohong, siapa yang mencintai Allah dan siapa yang membenci-Nya, siapa yang mengikuti sunah Rasul dan siapa yang ahli bid’ah.

Di dunia ini, jadilah engkau seperti orang yang tengah mengobati lukanya: ia bersabar menelan pil pahit karena berharap petaka dan bencana yang menimpanya segera sirna dan berlalu.

Selasa, 10 Juli 2007

Makna Hidup Bersih

Oleh : Rifqi Fauzi

Bersih merupakan suatu hal yang sangat penting dalam Islam, sehingga tidak sempurna iman seseorang yang dirinya kotor. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup bersih baik ragawi maupun ruhani.

Ada empat hal yang harus diperhatikan sehingga jiwa dan raga senantiasa dalam keadaan bersih. Yang pertama, Islam memerintahkan umat untuk senantiasa menjaga diri dari berbagai macam perbuatan dosa baik besar maupun kecil, sebagaimana firman Allah SWT,''Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.''( QS Asy Syams[91]: 9-10).

Kedua, Islam memerintah untuk memperhatikan kebersihan fisik, baik kebersihan badan ataupun pakaian. Allah SWT berfirman: ''Dan pakaianmu sucikanlah...." (QS Al-Muddatstsir [74]: 4-5). Selain bersih, Islampun menganjurkan untuk memakai pakaian yang indah, sebagaimana isyarat Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya, ''Seseorang bertanya bagaimana dengan orang yang suka mengenakan pakaian dan sepatu yang indah-indah?''Rasulullah menjawab, 'Semua ciptaan Allah adalah indah dan Dia menyukai keindahan.'' (HR Muslim).

Ketiga, kebersihan lingkungan pun perlu dipelihara sebagaimana Allah perintahkan Nabi Ibrahim membersihkan lingkungan Baitullah sebelum dipakai untuk berthawaf dan shalat. ''..dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud''' (QS Al-Hajj [22]: 26).

Keempat, Islam memerintahkan untuk memakan makanan yang bersih dan baik bagi tubuh. Alquran menceritakan tentang Ashabul kahfi yang mengutus salah satu temannya untuk mencari makanan yang bersih ke kota. Hal itu menunjukan ciri-ciri kesalehan mereka. (QS Al-Kahfi [18]: 19). Selain bersih, Islam pun memerintahkan untuk memakan makanan yang halal sebagaimana firman-Nya,

"Hai manusia, makanlah yang halal dan baik dan apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan..." (QS. Al-Baqarah [2]: 168). Allah SWT menjanjikan surga bagi mereka yang menjaga kebersihan. ''Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang senantiasa suci dan mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah [2]: 25). Wallahu a`lam.

Senin, 09 Juli 2007

Tujuh Cara Mengetahui Kekurangan Tersembunyi :
Oleh Ibnu al-Jauzy

Pertama : Pilihlah seorang teman yang paling dewasa dan mengerti lalu pintalah padanya penjelasan tentang kekurangan dirimu, namun kamu harus menunjukkan sikap gembira, bukan sedih, ketika mendengarkan penjelasannya agar dia merasa leluasa, tanpa beban, dalam membeberkan kekurangan dirimu. Katakan padanya "Jika kamu menyembunyikan sesuatu dariku, berarti kamu penipu."

Kedua : Kamu perhatikan apa yang dikatakan tetangga, saudara, dan semua orang yang berhubungan denganmu tentang dirimu.

Ketiga : Memperhatikan apa yang dikatakan musuh karena musuh akan senantiasa memperhatikan kekuranganmu. Dari sisi ini seorang musuh dapat memberi manfaat yang tidak dapat diberikan seorang teman kepadamu. Hal ini karena akan senantiasa mencari-cari dan menyebut-nyebut kekurangan sedang teman selalu menutupinya. Apabila manusia mengetahui kekurangan melalui musuhnya, dia tentu akan menjauhi kekurangannya itu.

Keempat : Bayangkan perbuatan-perbuatanmu terjadi pada orang lain kemudian lakukan apa yang dianggap baik dan tinggalkan apa yang dianggap buruk.

Kelima : Memikirkan akibat dari kekuranganmu sehingga kamu dapat melihat akibat buruk dari suatu keburukan serta akibat kebaikan dari suatu kebaikan, karena pikiran yang benar itu cerdik.

Keenam : Perhatikan amal perbuatanmu kepada orang yang mengerti, bentangkan di atas ukuran syara' dan letakkan di atas timbangan-timbangan keadilan, maka pasti kamu akan dapat melihat mana yang utama dan mana yang hina.

Ketujuh : Lihatlah para pelaku amal perbuatan, lalu bandingkan amal perbuatanmu dengan amal perbuatan mereka, maka kamu akan melihat bahwa bekas dari kekurangan adalah aib sehingga kamu akan menjauhinya.